Berita/Artikel

Kongres Konsorsium Biologi Indonesia ke-4

     Pada hari Kamis, 17 November 2022, Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) kembali mengadakan Kongres ke-4 yang diselenggarakan secara hybrid, secara daring melalui Zoom Meeting dan luring di Nusantara room, Universitas Udayana. Acara diawali dengan sambutan dari Ketua KOBI, Prof. Dr. Budi Setiadi, M.Agr.Sc, serta sambutan dari Dekan Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam, Universitas Udayana, Dra. Ni Luh Watiniasih, M.Sc., Ph.D. Acara dilanjutkan dengan empat sesi berbeda yang dimana tiga sesi merupakan pemaparan presentasi dari para narasumber dan sesi keempat merupakan sesi diskusi.


     Pada sesi pertama, pemaparan Jabatan Fungsional Kurator Koleksi Hayati disampaikan oleh Rahma Lina, M.E., sebagai PLT Direktur Pembinaan Jabatan Fungsional dan pengembangan profesi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan didampingi oleh Meisye Fatihanda, SIP., salah satu anggota direktorat tersebut. Acara dipandu oleh Dr. Slamet Widiyanto, M.Sc sebagai moderator dan dilaksanakan secara hybrid. Jabatan Fungsional Kurator Koleksi Hayati di BRIN merupakan jabatan fungsional baru yang lahir dari kekhawatiran dimana koleksi hayati masih dilakukan oleh peneliti dan belum dilakukan secara lebih profesional. Uraian terkait pembentukan, mekansime rekrutmen dan pengangkatan, serta tugas jabatan disampaikan. Sebagai salah satu pilihan karir untuk alumni lulusan biologi, tugas jabatan fungsional kurator koleksi hayati meliputi melaksanakan kurasi koleksi keanekaragaman hayati dari perencanaan kurasi, pengumpulan dan pendataan koleksi, analisis koleksi, dan perawatan koleksi. 


     Sesi kedua dilanjutkan dengan penyampaian materi terkait informasi mengenai Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI) oleh Prof. Dr. Jatna Supriatna, M.Sc dengan Prof. Dr. Miftahudin sebagai moderator. DIPI merupakan organisasi non-profit yang menyediakan dana penelitian ilmiah independen bagi peneliti. Prof. Dr. Jatna Supriatna, M.Sc., menyampaikan sejarah terbentuknya DIPI, proyek yang sedang berlangsung, dan workplan DIPI. Adanya DIPI diharapkan membantu peneliti untuk melakukan advanced research dengan jangka penelitian lebih dari satu tahun. Selain itu, pada sesi kedua, Prodita Sabarini sebagai publisher dari the Conversation Indonesia. 

The Conversation mencoba membantu mengamplifikasi penelitian di Indonesia dengan menulis untuk publik serta pemerintah. Tidak hanya menerbitkan tulisan dalam Bahasa Indonesia tetapi juga dalam Bahasa Inggris untuk global.   Hal ini diharapkan dapat menjembatani jarak antara peneiliti dengan publik, industri, dan pembuat kebijakan. Beberapa aktivitas yang dilakukan di The Conversation antara lain pelatihan penulisan popular, diskusi publik, dan program kepemimpinan. 


    Sesi ketiga merupakan pemaparan dari Perkumpulan Biologi Medik Indonesia (PBMI) oleh Ariananda Hariadi, M.Sc., dan Indonesia Biologist Association (IBA) oleh Ario S. Setiadi, Ph.D CPM, DIPM. ACIM. Sesi ketiga dipandu oleh M. Badrut Tamam, M.Sc sebagai moderator. Pak Ariananda Hariadi menjelaskan terkait PBMI dan adanya pengajuan profesi Biologi Medik sebagai Tenaga Kesehatan. Sebuah rencana untuk pembentukan pendidikan profesi dengan pilot project antara KOBI, Universitas Brawijaya dan PBMI sedang dipersiapkan. Selanjutnya pemaparan tentang IBA, yang merupakan perkumpulan profesi Ilmu Hayati yang bergerak di bidang sosial, dengan kegiatan antara lain membina dan meningkatkan profesionalisme dan peran Biolog sebagai agent of change serta agent of development terutama dalam advokasi ilmu pengetahuan Biologi. Pada presentasi ini, dijelaskan bahwa sertifikasi profesi Biolog sangat diperlukan di sektor bisnis untuk mendukung pertumbuhan industri.
Sesi keempat merupakan sesi diskusi kerjasama dengan mitra KOBI yang dipandu oleh Dr. Tedjo Sukmono, S.Si., M.Si. sebagai moderator. Para mitra diberi kesempatan untuk menjelaskan terkait kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing mitra.